terpendam dalam galaksi biru yang mulai padam,
tertindih sesak oleh garis melintang yang suram.
di ujung garis ku berdiri
dan di sana kau bermimpi.
Aku, dan entah kau, lelah,
melihat hembusan nafas yang tak searah.
Mungkin bukan karena kepala yang berbeda,
bukan pula logika,
tapi rasa yang sirna dan dada yang tak membusung sama
Aku, kau,
duduk berbicara tapi tak pernah mengangguk
hanya kata iya yang tak pernah semakna.
Lalu, haruskah aku, kau, tetap diam,
dalam ruang yang tak mungkin terang
dan menunggu padam menjadi kelam?
Aku tidak.
Biarkan aku beranjak.
0 komentar:
Post a Comment