Bukan 7 Tahun yang lalu

7 tahun lalu, sinarmu mulai meredup saat kerasnya waktu semakin menggerogoti setiap sendi kehidupanmu dan kau tak pernah menyerah. kau terus mencoba bertahan dampingi merkuriusmu yang mulai bersinar walau energimu mulai terkuras termakan jatah usia dunia hanya untuk ajarkan merkuriusmu mencengkram langit dan melawan badai.
7 tahun yang lalu adalah tahun terakhir kau dan merkuriusmu berbagi dalam satu galaksi, Galaksi Bima Sakti, karena pada saat itu pula kau harus pergi, kau harus relakan merkuriusmu sendiri, belajar bersinar, membesar tanpamu.
Dan hari ini merkuriusmu masih ingat walau tak tahu, hari pertama kau menatap merkurius kecilmu dengan senyuman, senyuman penuh harapan, senyuman penuh kebanggaan. Dan hari ini pula merkuriusmu tak lagi melihat senyumanmu, rasakan genggam erat peluk belai tanganmu, karena hari ini bukan tujuh tahun yang lalu, bukan tujuh tahun sebelumnya, dan bukan tujuh tahun lagi sebelumnya.
I Love you Dad!!!!

Kekhawatiran tentang Ebook

Di dalam article “More reasons to worry about ebooks than I thought” (theguardian.co.uk) disebutkan bahwa maraknya ebook pada saat ini memunculkan rasa khawatir karena ebook sendiri tidaklah sama seperti buku yang bisa dibawa kemana-mana. Ebook tersimpan di sebuah jaringan internet yang mana jaringan itu berada di bawah control seseorang. Masalahnya adalah ketika pembaca sedang membaca ebook, maka akan sangat mudah bagi seseorang yang mengontrol jaringan itu untuk memberhentikan apa yang kita baca kapan saja.
Kekhawatiran bagi penulis adalah ketika dia menulis dan kemudian tulisannya diterbitkan melalui ebook, maka penulis menghadapi beberapa masalah dalam mendapatkan penghasilan dari tulisannya. Karena jaringan internet yang menjual ebook belumlah aman dari pembajakan walaupun sudah menggunakan software DMR.
Selain itu, kekhawatiran itu juga dirasakan oleh penjual buku. Penjual buku tidak akan lagi mendapatkan penghasilan apabila orang-orang lebih memilih membaca melalui ebook daripada buku

Rotasi yang tak ku mengerti

Aku adalah guratan merah di otakku, tersusun dan terangkai di setiap melodi jejaring yang terhubung, bergerak cepat berkelebat bersama dentuman jantung yang berdetak. terbungkus putih hitam informasi yang setiap hari ku cerna dan setiap episode yang ku alami. Aku berputar, mengoleksi data-data baru, data-data aneh, data-data yang ku suka dan ku benci. berotasi di setiap lingkaran batas yang terikat. lingkaran batas yang ku tak pernah mengerti.
Kadang ku berhenti berotasi, dengarkan setiap desiran darah yang mengalir, pandangi arus merah pekat yang tak secerah warnaku. saat semua ku dengarkan dan ku pandangi, pikiranku berpikir dalam pikiranku. haruskah ku berlari dari lingkaran batas menembus putih tengkorak dan kulit kepalaku sehingga ku mampu menikmati lembutnya gemericik ayunan rambutku, dan aku pun pahami.

Thanks, Ant !!!!

"Bangsat....!"
kata-kata itu akhirnya terucap juga dari mulutnya. sebuah kata yang tak pernah ia ucapkan. "Astaghfirullah, apa yang barusan aku ucapkan, Tuhan!" gumamnya. "apakah ini bukti bahwa aku benar-benar manusia lemah?". ia pun duduk, bersandar di tembok yang tak putih dan tak hitam. ia mulai merenungkan semua yang ia alami, semua yang sebenarnya he doesn't deserve to experience it.
"ha...ha....ha..." tiba-tiba ia tertawa, entah apa yang ia tertawakan.
ia pandangi seekor semut hitam yang melintas di jemari kakinya yang mulai gemetaran. ia tiup keras-keras semut itu, dan semut itu pun menggeliat tak mau pergi walaupun sebenarnya merasa terusik.
"Hai kawan!" ia mulai bercakap-cakap dengan semut itu. "apakah kau seperti aku? mencoba bertahan dan tetap berdiri! mencoba menikmati setiap usikan yang seharusnya kau tak terima? atau bahkan kau hanya memberiku waktu untuk berfikir bahwa yang aku lakukan salah? dan akhirnya kau akan menggigitku jika ku tetap mengusikmu?"
"Wusshhhh...." untuk yang kedua kalinya ia meniup semut itu lebih kencang dari sebelumnya. semut itu hanya tetap menggeliat, tetap tak berkutik dari tempatnya.
"arrgghhhhhh...., hei! kau menggigitku kawan?"
"ya, aku menggigitmu. mau apa kamu?". ia pun tersentak mendengarnya.

Life is you live

Life is collecting the stories. sad story, disgusting story; when all hate you (but you dont deserve to be), when all the people consider you as a strange person( but you are not)and you have to be alone, beautiful story; when you are able to reach what you have to and all the people around you are proud of you.
Life is colorizing with blue, white, pink, red, or even black.
Life is tasting the senses, sweet, brine, sour or even bitter.
Life is the road, straight road, slope upward road, down road, or even meander road.
Life is The problems, easy problem, medium problem or even hard problem.
Life is Funny
Life is ..........
Life is ..........
Life you have to pass
Life you have to bearing down with your own power
Life you have to walk on, with or without a friend.
Life is just the way you see.

Setengah=1

Di bawah terik mentari, separoh kanan badanku bercakap-cakap dengan separoh kiri badanku.

Kanan : "saat aku berjalan ku temukan dirimu berbaring tersenyum menatap awang-awang"
kiri : "saat aku berbaring ku temukan dirimu berjalan, terdiam di gelap malam di bawah sinar bintang-gemintang dan rembulan"
kanan : "sekarang apa yang kau temukan dariku?"
kiri : "sekarang kutemukan dirimu berjalan di bawah mentari bercucuran keringat dan menghitung langkah kaki. dan kau, apa yang kau temukan dariku sekarang?"
kanan : "hmmm..... aku tak menemukan dirimu, yang aku temukan hanya suara teriakanmu yang tak jelas dan bisikan suaramu yang memekakkan pendengaranku"