Pages

Monday, September 2, 2013

Ngebolang ke Sumatra # Bukittinggi


Sama halnya dengan Bangka, Bukittinggi awalnya bukan destinasi yang ada dalam rencana perjalanan kami. Keputusan mengunjungi Bukitinggi kami ambil pada saat kami sudah di PO bus Yoanda Prima (Jl. Sukarno-Hatta no 2 Palembang). Pertimbangannya adalah kami ingin mengunjungi Jam Gadang. Pada awalnya kami kira Jam Gadang berada di Padang, setelah ngobrol sama Bang Oji kami baru tahu kalo Jam Gadang adanya di Bukittinggi (maklum, ngebolang minim persiapan plus pengetahuan ?).

Palembang-Bukittinggi ditempuh selama kurang lebih 18 jam. Selama dalam perjalanan yang kami lihat kebanyakan hutan dan perkebunan. Karena kami berangkatnya hampir sore, kami lebih banyak tidurnya. Soalnya diluar bus tidak begitu banyak yang bisa dilihat. Syukurnya waktu hari mulai terang. kami melewati danau Singkarak, danau terbesar kedua setelah Toba, sehingga kami bisa menikmati pemandangan yang indah. Dan lagi, melewati indahnya danau Singkarak tidak pernah kami duga. Kami pun cuma bisa ngeliat dari dalam bus.

Walaupun di Bukittinggi, makanannya tetep Nasi Padang :)

Mie rebus Bukittingi
Kami nyampe Bukittinggi kurang lebih pukul 9an. Turun dari bus, kami pun langsung nanya-nanya lokasi Jam Gadang. Dari tempat kami turun dari bus, kami hanya perlu naik satu kali angkot dengan 3000 rupiah saja.

Sesampainya di kawasan Jam Gadang, kami tidak langsung menikmati pemandangan Jam Gadang dan sekitarnya. Yang kami lakukan adalah mencari tempat makan, maklum semaleman kami tidak makan, sekalian ngecharge hape dan istirahat. Kami pun memilih tempat makan yang berada dekat Jam Gadang.


Selain Bukittinggi merupakan kawasan yang sangat sejuk, saya pikir Bukittinggi juga merupakan kota yang aman, bersih dan nyaman. Hal tersebut bisa saya lihat dari begitu banyaknya anak-anak dan remaja yang jalan-jalan di pasar-pasar dan terminal-terminal. Pemandangan yang jarang saya lihat di kota-kota lainnya. Hal lain yang membuat saya takjub adalah masyarakatnya begitu religius. Saat saya di terminal (kebetulan terminalnya berdampingan dengan pasar)  dan kebetulan waktu itu dzuhur, saya lihat para pengunjung pasar dan pedagang antri buat sholat dzuhur di musholla kecil di pasar. Bahkan mereka yang bertampang preman penuh tato pun juga ikut ngantri. Subhanallah.

Namun sayang, dengan berbagai pertimbangan, kami tidak bisa berlama-lama di Bukitinggi. Sekitar pukul 2 siang kami sudah ke terminal nyari bus buat ngelanjutin perjanan selanjutnya. Padahal masih banyak tempat-tempat bagus yang belum dikunjungi, seperti museum Bung Hatta, Ngarai Sianok, tembok besar ala Bukittinggi yang bernama Janjang Koto Gadang, dan tempat-tempat lainnya. Semoga lain waktu bisa ke Bukittinggi lagi. Amiiin. ?


Patung Bung Hatta di taman Istana Bung Hatta
Note:
1.    Jangan salah nulis nama kota yang satu ini, soalnya kalo diberi spasi atau ditulisnya Bukit Tinggi, maka itu bukan nama kota yang ada di Sumatra Barat tapi nama daerah yang ada di Pahang, Malaysia.
2.    Bukittinggi pernah menjadi ibukota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.