Tiba-tiba saya teringat masa-masa awal saya kuliah. Setiap ada tugas writing saya selalu merasa ragu untuk mau membacakan hasil tulisan saya. Tapi alhamdulillah, berkat dorongan para dosen, saya selalu berfikir "ngapain takut atau ragu? udah nulis tapi gak mo dibaca kan sayang". Hal ini jugalah yang kemudian mendorong saya untuk mempostingan setiap tulisan saya pada #30hariblogging jilid pertama, walaupun saya tidak benar-benar yakin kalau tulisan saya menarik atau tidak.
Bertemu lagi dengan aktifitas blogging selanjutnya, #30hariblogging jilid dua, saya juga pada awalnya merasakan perasaan-perasaan negatif seperti yang saya sebutkan di atas. Hingga akhirnya saya bertemu dengan sebuah kicauan di Twitter yang isinya kurang lebih seperti ini, "Menulis merangsang pemikiran. Jadi saat anda tidak bisa memikirkan sesuatu untuk di tulis, tetaplah mencoba untuk menulis." Kicauan tersebut kemudian membuat saya tak ragu lagi untuk memposting setiap hasil tulisan saya.
Bagaimanapun juga tulisan-tulisan yang saya posting merupakan sebuah hasil pemikiran saya. Sayang jika apa yang sudah saya tulis kemudian saya buang begitu saja. Atau setidaknya jika kemudian tulisan yang sudah saya tulis kemudian tidak saya publish, sepertinya hal tersebut akan membuat saya malas untuk menulis karena selalu merasa tulisan saya jelek. Akibatnya, saya akan menunggu hingga akhirnya saya mendapatkan ide tulisan yang menurut saya bagus, walaupun sebenarnya bisa jadi sama jeleknya.
Intinya, saya berusaha untuk selalu berproses. Hasil bukanlah hal pertama dan paling utama. Jika selalu memikirkan hasil, saya mungkin tidak akan pernah menulis. Yang paling utama adalah proses untuk selalu belajar menulis. Bagaimanapun dan seperti apapun tulisannya, selama itu tidak menyinggung dan menyakiti orang lain dan 'saya merasa' bahwa tulisan itu layak untuk dipublish, maka saya akan mempublishnya.
0 komentar:
Post a Comment