Pages

Sunday, January 13, 2013

#Day5 The Road not Taken

I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence;
Two roads diverged in a wood, and I--
I took the one less traveled by
and that has made all difference...

          Tak sengaja saya menemukan sebuah puisi yang pernah saya pelajari dulu; The Road not Taken karya Robert Frost. Ya, sebuah puisi yang yang gagasannya pernah digunakan dalam iklan susu Be***c sedikit membuat saya berfikir tentang apa yang saya alami dan saya dapatkan sekarang. Saya sengaja mengutip bait terakhir karena saya pikir bait inilah yang menjadi poin panting untuk saya lihat dan saya renungi.
           Sejatinya hidup memang pilihan, dan setiap orang  harus benar-benar berusaha membuat sebuah pilihan yang tepat dalam menjalani hidup. Tapi ternyata, pada awalnya saya pikir hal tersebut hampir tidak berlaku dalam hidup saya. Saya hampir tak benar-benar memikirkan pilihan. Filosofi "Hiduplah seperti air sungai yang tetap mengalir apa adanya walaupun ada bebatuan di depannya " secara tak sadar saya ikuti. Memang di satu sisi saya hampir tak pernah merasa berat, terbebani, ataupun menyesal dengan permasalahan hidup yang saya alami, dengan menjadi air yang terus mengalir walau menabrak bebatuan, tapi di sisi lain saya kadang tak bisa mengontrol aliran hidup yang terus mengalir. Ya, layaknya air mengalir saya terus mengalir tanpa bisa berhenti, tanpa "bisa" berkata tidak, tanpa bisa menoleh sejanak ke hulu, tanpa bisa menjadi batu. Dan akhirnya saya tidak benar-benar mengerti jalan apa yang saya lalui, karena saya tak benar-benar memilih. Saya mengalir.
          Mungkin benar apa yang dikatakan Frost bahwa seseorang tidak bisa melewati dua jalan secara bersamaan tapi setidaknya dia harus tahu jalan apa yang dia jalani, kenapa jalan itu yang dia pilih, kapan dia harus berjalan, dan kapan dia harus berhenti, tidak seperti air sungai. Tetapi hal-hal tersebut bukanlah hal yang sederhana. Karena ketidaksederhanaan tersebut, saya tetap 'membuatnya' sederhana dengan cara tak terlalu memikirkanya. Ya, saya berjalan begitu saja.
            Namun akhirnya saya sadar bahwa kadang ada saatnya kita mengalir begitu saja dan ada saatnya kita harus mau melawan arus. Ada saatnya ada pilihan yang tak harus dipikirkan, ada saatnya benar-benar harus dipikirkan, dan ada saatnya tak ada pilihan. Kebijakan kitalah yang kemudian berperan penting dalam menentukan kehidupan seperti apa yang akan kita jalani.

0 komentar: