Tujuh bulan yang lalu saya berkenalan dengan sebuah novel
yang berjudul 5cm.. Sebuah novel yang mungkin lebih terkenal setelah muncul
versi filmnya. Novel tersebut sedikit banyak memberi pengaruh terhadap saya.
Pengaruh yang menjadikan saya melihat bahwa selama ini saya terlalu berharap
terhadap sebuah harapan yang sebenarnya saya sadari bahwa harapan tersebut
susah untuk menjadi kenyataan.
Selama empat tahun saya berkutat di dunia kampus, saya memiliki harapan untuk bisa berbagi dengan teman-teman di kampus saya. Berbagi segala hal; berbagi gagasan, berbagi ide untuk bisa saling berbagi, berbagi pengalaman, berbagi impian, intinya berbagi. Tapi ternyata, harapan yang saya bangun seringkali hanya setengah jalan. Ketika saya ingin berbagi, seringkali saya tak menemukan orang yang bisa saya bagi dan ketika saya berharap ada orang yang bisa berbagi dengan saya pun juga tak benar-benar saya temukan.
Namun demikian, saya tak pernah mengubur harapan itu. Saya selalu meyakini bahwa saling berbagi pada akhirnya juga terjadi karena buat saya pada dasarnya hidup tak akan terasa tanpa berbagi. Tetapi hingga saya lulus pun harapan saya tersebut tak benar-benar terpenuhi. Mungkin ada tapi saya tak benar-benar merasakannya. Hingga akhirnya saya berkenalan dengan 5cm.. Satu hal penting yang saya dapatkan dari 5cm. adalah bahwa jika kita ingin menanam sebuah tanaman di sebuah lahan kemudian tak tumbuh, cari lahan yang lain. Mungkin lahan tersebut bisa ditanami tanaman lain yang lebih cocok. Kemudian saya pun memutuskan untuk berhenti menanam harapan saya tersebut di kampus.
Lalu di mana saya menanamnya? Setelah saya membaca 5cm.
kemudian saya iseng mencari komunitas yang berkaitan dengan 5cm. dan saya pun
menemukan sebuah komunitas di dunia media sosial yang bernama Sahabat 5cm.. Setelah saya
bergabung, ternyata saya mulai mendapatkan tempat untuk berbagi yang saya
harapkan. Saya mendapatkan teman-teman baru dari berbagai latar belakang dan
berbagai daerah di Indonesia; teman-teman yang selama ini tak pernah saya temui
di dunia kampus. Dan kami pun sesekali bertemu di dunia nyata bareng penulisnya, Mas Donny, dengan berbagai
aktifitas yang didasari rasa berbagi, bukan karena hak dan kewajiban, bukan berdasarkan sebuah kepentingan yang harus didapat dan dipenuhi sehingga tak kan ada yang merasa merugi.
Entahlah, sejauh ini saya cukup mendapatkan perasaan nyaman dengan dunia baru yang saya
ikuti ini. Namun begitu, saya tidak akan
sepenuhnya menanam harapan saya di dunia tersebut. Saya harus mencari
lahan-lahan lain yang bisa saya tanami harapan-harapan lain yang saya miliki.
0 komentar:
Post a Comment