Mau tidak mau fungsi definisi hanyalah untuk membatasi. Tanpa definisi segala sesuatu akan menjadi tak pasti. Tanpa definisi, manusia tak akan tahu mana yang kanan mana yang kiri. Dan menurutku, setiap orang bebas untuk mendefinisikan segala hal yang sebenarnya sudah terdefinisikan. Seperti kata "Sahabat" yang begitu banyak sekali orang-orang yang mencoba mendefinisikan apa dan siapa itu sahabat. Ya, "sahabat" memiliki begitu banyak definisi dengan berbagai macam versi, dari "Sahabat adalah matahari. Ia tak kan pernah pergi, sedangkan yang lain hanya sebatas pelangi", "sahabat akan selalu ada tidak hanya di saat suka, tapi juga di saat duka", hingga "Sahabat itu ibarat kencing di celana, orang lain hanya mampu melihat basahnya, tapi kehangatannya hanya kita yang merasakannya", dan masih banyak yang lainnya. Namun, menurutku setiap definisi yang dibuat tentang sahabat, semuanya menuntut (maaf, jika kata tersebut kurang pas, karena aku tak menemukan kata yang lebih pas) pada kesempurnaan, setidaknya memenuhi keinginan orang yang menginginkan seperti apa sahabat. Padahal, menurutku, sesempurna apapun definisi sahabat, sahabat tidak akan pernah sesempurna definisinya.
Bagiku, aku tak ingin mendefinisikan apa dan siapa itu sahabat. Biarkanlah sahabat mendefinisikan dirinya sendiri. Bukan karena aku tak bisa membuat definisi apa dan siapa itu sahabat, tapi yang aku mengerti, sahabat akan lebih indah tanpa terdefinisi, dia akan berwarna-warni melebihi warna-warna pelangi, sehingga dia akan muncul bukan hanya selepas gerimis.
1 komentar:
Sahabat bagiku .... (I'm lost in words, whatever they are, remain my friends)
Post a Comment