Pages

Sunday, May 20, 2012

#Day 19: Pepatah Bermasalah

Kenal ama yang namanya pepatah kan? kenal donk, masak gak kenal. Itu lho, pepatah pohon kelapa, pepatah pohon kurma. Itu pelepah.  Gikssss....

Pepatah itu istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi, tindakan, nasehat, atau sifat seseorang dengan kalimat perumpamaan. Pepatah juga dikenal dalam kata lainnya peribahasa.

Ngomong-ngomong soal pepatah, seringkali kita mengambil atau menelan pepatah secara mentah-mentah. Padahal kalau kita perhatikan baik-baik, ternyata ada beberapa pepatah yang "aneh". Maksudnya aneh begini, ada perumpamaan-perumpamaan yang menurutku dipaksakan, atau justru menganjurkan pada kondisi yang sebenarnya terbalik, bingung ya? Ok, kalau bingung mendingan langsung aja kita melihat beberapa pepatah yang menurutku "aneh".

1. Habis manis sepah dibuang. Pepatah ini sering digunakan untuk orang yang hanya diaggap ketika bisa dimanfaatkan saja, ketika tidak dimanfaatkan lagi biasanya orang tersebut tidak lagi dianggap. Sekilas memang ada kesamaan kondisi antara orang yang sudah tidak dianggap dengan sepah yang dibuang. Tapi, kalau diperhatikan labih jauh lagi akan terkesan penggunaan sepah untuk menggambarkan orang yang sudah tidak dianggap, menurutku, terlalu dipaksakan. Kenapa terlalu dipaksakan? gini lho, emang sepah kalau sudah gak ada manisnya mau diapain lagi? mau dikunyah? mau dibikin kue? ya, sepah kalau udah ga manis lagi harus dibuang. Ini beda jauh ama orang yang gak dianggap, permasalahannya bukan di orang yang gak dianggap tapi di orang yang gak mau nganggap.

2. Hiduplah seperti lilin, dia rela hancur untuk menerangi sekelilingnya. Ini nih, udah disuruh jadi lilin yang penerangannya gak terang amat, habis itu hancur lagi. Kalau udah hancur gimana mau nerangin lagi coba? mendingan jadi matahari, udah cahayanya gak ada tandingannya, manfaatnya dinikmatin seluruh isi alam, bisa jalan-jalan lagi muter-muter dunia. Beda ama lilin, kalo udah ditaroh, dia gak bisa ke mana-mana. Mending kalau ditaroh di tempat yang bagus, coba kalau ditaroh di WC pas mati lampu,,, "Hmmm seronoknya!" kata Upin & Ipin. Kalau aku sih lebih setuju ama pepatah yang bilang "Berkorbanlah! tapi jangan jadi korban"

3. Hiduplah seperti air, walaupun ada bebatuan di depannya ia tetap mengalir apa adanya. Kalau menurutku, hidup itu jangan kayak air, walaupun dia bisa terus mengalir dia itu hidup gak punya pilihan. Hidup dia hanya mengalir ke hilir gak bisa ke hulu. Itupun dia bisa ngalir kalau kuantitasnya banyak, coba dikit, boro-boro ngalir, dia udah diserep duluan ama bumi, kalo gak menguap ilang entah ke mana. Yah, bolehlah hidup kita mengalir, tapi ngalirnya jangan kayak air, mengalir tapi kita bisa mengendalikan aliran hidup, kalau mau ke hulu, ya ke hulu, kalau mau ke hilir, ya ke hilir. Kalau misalnya waktu ngalir terus ada batu di depan kita ngapain harus ditabrak kalau bisa ngehindar.

4. Kacang lupa kulitnya. Ini nih, pepatah yang menurutku paling aneh, emang sejak kapan ya kacang punya ingatan kok bisa lupa? ini kan perumpamaan, namanya personifikasi, kan sama aja kayak "daun itu melambai-lambai". Wah, yang ini beda, beda jauh. Kalau yang "daun itu melambai-lambai" personifikasinya jelas, maksudnya daun itu emang bergerak-gerak seolah-olah melambai-lambai. Kalau yang kacang, "kelupaannya" dilihat dari mananya?


1 komentar:

Nemo said...

Eaaaaa!!! Mujib Mujib gini nih kalo terlalu skeptis hahahahaha